Rabu, 12 September 2018

SARMADAN INFO "RENUNGAN PAGI"

RENUNGAN PAGI

=========================

MUNGKIN ISTRIKU INI DIUTUS SEBAGAI HUKUMAN ATAS DOSAKU


 Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhumengabarkan bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ```

“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika ia tidak suka satu tabiat/perangainya maka (bisa jadi) ia ridha (senang) dengan tabiat/perangainya yang lain.”  (HR. Muslim no. 1469)

 Al-Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini menunjukkan larangan (untuk membenci), yakni sepantasnya seorang suami tidak membenci istrinya, karena bila ia mendapatkan pada istrinya satu perangai yang tidak ia sukai namun di sisi lain ia bisa dapatkan perangai yang disenanginya pada si istri. Misal, istrinya tidak baik perilakunya akan tetapi ia seorang yang beragama atau berparas cantik atau menjaga kehormatan diri atau bersikap lemah lembut dan halus padanya atau yang semisalnya.” (SyarahShahih Muslim, 10/58)

 Dengan demikian, tidak sepantasnya seorang suami membenci istrinya dengan penuh kebencian hingga membawa dia untuk menceraikannya.

 Bahkan semestinya dia memaafkan kejelekan istrinya dengan melihat kebaikannya dan menutup mata dari apa yang tidak disukainya dengan melihat apa yang disenanginya dari istrinya.

Ibnul‘Arabi rahimahullah  berkata, Abul Qasim bin Hubaib telah mengabarkan padaku di al-Mahdiyyah, dari Abul Qasim as-Sayuri dari Abu Bakar bin Abdirrahman, ia berkata, adalah asy-Syaikh Abu Muhammad bin Zaid memiliki pengetahuan yang mendalam dalam hal ilmu dan kedudukan yang tinggi dalam agama. Beliau memiliki seorang istri yang buruk pergaulannya dengan suami. Istrinya ini tidak sepenuhnya memenuhi haknya bahkan mengurang-ngurangi dan menyakiti beliau dengan ucapannya.

 Ada yang berbicara pada beliau tentang keberadaan istrinya namun beliau memilih untuk tetap bersabar hidup bersama istrinya.

 Beliau pernah berkata, “Aku adalah orang yang telah dianugerahi kesempurnaan nikmat oleh Allahsubhanahu wa ta’ala dalam kesehatan tubuhku, pengetahuanku dan budak yang kumiliki. Mungkin istriku ini diutus sebagai hukuman atas dosaku. Aku khawatir bila aku menceraikannya akan turun padaku hukuman yang lebih keras daripada apa yang selama ini aku dapatkan darinya.” (al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 5/65)

 Chanel telegram https://t.me/Yuk_Ngaji_Semarang

------------------------------

 Diposting ulang :
 Forum Salafy Banjarnegara
 07 Rabi'ul Akhir 1439 H
 Join hanel telegram
http://telegram.me/salafybanjarnegara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar